Assalamualaikum...
Bismillah..
Mari kita teladani lagi kehidupan seorang mualaf, tapi kali ini special karena mualaf ini sorang bocah kecil alias bocil.. ehehehe.. ia bernama Muhammad Alexander Pertz
SUBHANALLAH, BOCAH AMERIKA INI MASUK ISLAM (MUALLAF) DI USIA BELIA DAN MEMILIKI CITA-CITA YANG MULIA UNTUK MEMPERJUANGKAN ISLAM!
Rasulullah saw bersabda: �Setiap bayi yang
dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.� (HR. Bukhari)
Muhammad Alexander Pertz: Kisah Bocah Amerika Menemukan Islam dalam Buku
ALEXANDER PERTZ dilahirkan
dari kedua orang tua Kristen pada tahun 1990. Sejak awal ibunya telah
memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh
keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis, maka
ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik
agama langit atau agama bumi. Setelah membaca buku-buku secara mendalam,
Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak
pernah bertemu muslim seorangpun.
Dia sangat cinta dengan
agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti
banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak
kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar azan.
Semua
itu tanpa bertemu dengan seorang muslim pun. Berdasarkan bacaan-bacaan
tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Muhammad
Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah SAW yang
dia cintai sejak masih kecil.
Rasulullah saw
bersabda: ?Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.?
(HR. Bukhari)
Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah
bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas. Alexander Pertz
dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal
ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari
pengaruh keluarga atau masyarakat.
Begitu dia bisa membaca dan
menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh
agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan
mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia
tak pernah bertemu muslim seorangpun.
Dia sangat cinta
dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan
mengerti banyak hukum-hukum syar?i, membaca sejarah Islam, mempelajari
banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar
adzan..
Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun.
Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti
namanya yaitu Muhammad 'Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.
Salah
seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut.
Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut
bertanya kepada wartawan itu, "Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran?"
Wartawan itu berkata: "Tidak". Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.
Bocah
itu kembali berkata, "Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan
mengerti bahasa Arab, bukankah demikian?". Dia menghujani wartawan itu
dengan banyak pertanyaan. "Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji",
Apakah engkau telah menunaikan umrah, Bagaimana engkau bisa mendapatkan
pakaian ihram, Apakah pakaian ihram tersebut mahal, Apakah mungkin aku
membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja,
Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai
seorang muslim di komunitas yang bukan Islami?"
Setelah
wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan
menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau
gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih
yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya
dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan
adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan,
"Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang
waktu-waktu sholat."
Kemudian wartawan itu bertanya pada
sang bocah, "Apa yang membuatmu tertarik pada Islam, mengapa engkau
memilih Islam, tidak yang lain saja?" Dia diam sesaat kemudian menjawab.
Bocah
itu diam sesaat dan kemudian menjawab, "Aku tidak tahu, segala yang aku
ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku
menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku".
Wartawab bertanya kembali, "Apakah engkau telah puasa Ramadhan?"
Muhammad
tersenyum sambil menjawab, "Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu
secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku
berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama".
Kemudian dia meneruskan: "Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan
mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal
tersebut".
"Apakah cita-citamu?" tanya wartawan
Dengan cepat Muhammad menjawab, "Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad".
"Sungguh
aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah
sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut?" tanya wartawan lagi.
Ibu
Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata:
"Sesungguhnya gambar Ka'bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia
menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam
khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi
mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan
mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa
dirasakan oleh orang lain".
Tampaklah senyuman di wajah
Muhammad 'Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia
memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka'bah,
dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama
manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang
perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.
Kemudian
Muhammad meneruskan, "Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari
uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah
pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana
membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar."
Ibunya
menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan
keteledorannya, "Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya
pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk
mengirimnya dalam waktu dekat ini."
"Apakah cita-citamu yang lain?" tanya wartawan.
"Aku
bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah
bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka."
jawab Muhammad
Ibunya melihat kepadanya dengan penuh
keheranan. Maka dia pun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah
terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.
Muhammad
berkata, "Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh
benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina."
"Apakah engkau mempunyai cita-cita lain?" tanya wartawan lagi.
Muhammad menjawab, "Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran."
"Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam?" tanya wartawan
Maka dia menjawab dengan meyakinkan: "Tentu"
"Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan?" Bagaimana engkau menghindari daging babi?"
Muhammad
menjawab, "Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku
sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku
mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka
tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka
aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi."
"Apakah engkau sholat di sekolahan?"
"Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari", jawab Muhammad
Kemudian
datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung
berkata kepada wartawan ",Apakah engkau mengijinkanku untuk
mengumandangkan adzan?"
Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan.
Dan
tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika
melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.
(Syhdt/sbl/info-jic.org)
http://www.suaramedia.com/artikel/kumpulan-artikel/30984-subhanallah-bocah-amerika-ini-masuk-islam-a-bercita-cita-besar.html
http://saudilin.wordpress.com/2009/02/13/muhammad-abdullah-dh-alexander-pertz-kisah-islamnya-bocah-amerika/
http://www.voa-islam.com/news/upclose/2011/01/19/12852/muhammad-alexander-pertz-kisah-bocah-amerika-menemukan-islam-dalam-buku/
Subhanallah.... seorang mualaf adalah bukti nyata bahwa Allah lah yang menghendaki hidayah pada siapa pun yang Ia kehendaki... bocil ini masih sangat belia tapi mau memperjuangkan Islam, gimana dengan kita yang lebih tua dari dia, dan Islam sejak lahir????
Semoga Allah memberi hidayah untuk kita semua
moga manfaat..
Wassalam..
MUHAMMAD ALEXANDER PERTZ:BOCAH AMERIKA YG MASUK ISLAM&PUNYA CITA2 BESAR UTK MPERJUANGKAN ISLAM!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment