KESOMOBONGAN TERNYATA BISA MENJADI BAHAYA BESAR DAN MEMBAWA KPD AZAB DI DUNIA N AKHIRAT(NERAKA)
“Janganlah kamu terlalu bangga;sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang terlalu membanggakan diri.
(QS Al-Qashash [28] : 76) ”
Abu
Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Ketika
seseorang berjalan dengan sombongnya dan takjub kepada dirinya sendiri
dan dengan rambut yang disisir, berlagak dalam jalannya maka Allah
tiba-tiba membenamkannya ke tanah sehingga turun dan tenggelam sampai
hari kiamat."
(Muttafaq 'alaih)
Sahabatku,
Kalian pernah mendengar cerita tentang harta karun?Kalau ada yang bercerita tentang harta karun, maka yang dimaksudkan adalah harta yang terpendam di dalam tanah, di gua-gua atau di dasar laut.
Mungkin dinamakan harta karun, karena harta itu terbenam di dalam tanah. Seperti yang terjadi pada Qarun dan hartanya yang dibenamkan Allah,s ebagaimana yang dikisahkan di dalam ayat Al-Qur’an di atas. Wallahua’lam. Allah lah yang lebih tahu.
“Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka
tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah.
Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).”
(QS Al Qashash [28] : 81)
Dahulu, di zaman Nabi Musa alaihis salam hiduplah seseorang yang bernama Qarun. Kepadanya, Allah anugerahkan harta kekayaan yang melimpah. Kunci-kunci harta kekayaannya sangat berat dipikul oleh beberapa orang laki-laki yang kuat. Ada yang mengisahkan bahwa kunci-kunci harta kekayaan Qarun terbuat dari kulit yangdibawa oleh 60 ekor keledai.
Allah berkisah tentang Qarun di dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa , maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh
sejumlah orang yang kuat-kuat.”
(QS Al-Qashash [28] : 76)
Setelah Qarun dianugerahi harta yang melimpah dia tidak bersyukur kepada Allah. Dia malah menjadi sombong dan berbuat aniaya dan tidak mendermakan hartanya kepada orang yang membutuhkan
Maka orang-orang shalih dari kaumnya memberikakan nasihat kepada Qarun, sebagaimana yang Allah kisahkan dalam Al-Qur’an:
“Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang
yang terlalu membanggakan diri.” (QS Al-Qashash [28] : 76)
Mereka mengingatkan Qarun agar tidak sombong terhadap harta yang dimilikinya, karena Allah membenci orang-orang yang sombong dan tidak bersyukur atas nikmat yang Dia anugerahkan kepada mereka.
Lalu mereka berkata pula:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (QS Al-Qashash [28] : 77)
Mereka menasihatkan Qarun untuk berbuat ketaatan dengan nikmat harta yang Allah berikan, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amal-amal shalih yang akan mendatangkan pahala baik di dunia maupun akhirat.
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(QS Al-Qashash [28] : 77)
Qarun dinasihatkan untuk berbuat baik kepada mahluk Allah lainnya, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadanya, dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Lalu Qarun dengan congkaknya berkata seperti yang Allah kisahkan:
“"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".
(QS Al-Qashash [28] : 78)
Qarun tidak memperdulikan nasihat kaumnya. Dia menganggap bahwa dia berhak mendapat anugerah dari Allah berupa harta kekayaan, karena ilmu yang dimilikinya, karena kepandaiannya.
Padahal Allah membantah perkataan Qarun itu. Allah berfirman:
“Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat
sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu,tentang dosa-dosa mereka.”
(QS Al-Qashash [28] 78)
Ya, Allah telah membinasakan orang-orang terdahulu yang lebih banyak hartanya daripada Qarun. Tetapi Qarun tidak mengambil pelajaran dari kisah orang-orang terdahulu yang Allah binasakan karena kesombongannya, malah berbuat kesombongan dan aniaya sseperti mereka. Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dengan kemegahannya. Allah berfirman mengabarkan tentang Qarun, pada suatu hari keluar
menemui kaumnya dengan seluruh kemegahannya, dengan perhiasan yang mempesona dan keindahan yang sangat menakjubkan berupa kendaraandan pakaian, serta para pembantunya.
Lalu orang-orang yang menginginkan harta dan kesenangan dunia seperti Qarun berkata:
“"Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". (QS Al-Qashash [28] : 79)
Ketika orang-orang yang berilmu mendengarkan perkataan mereka, dia berkata kepada mereka:
“"Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala
itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar".” (QS Al-Qashash [28] : 80)
Teman-teman, tahukah kalian bagaimana akhir kehidupan si Qarun yang sombong itu? Setelah mengisahkan tetang kesombongan dan keangkuhan Qarun di hadapan kaumnya, lalu Allah mengabarkan di dalam Al-Qur’an bagaimana Dia membinasakan Qarun beserta hartanya:
“Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (QS Al-Qashash [28] : 81)
Hal itu seperti yang dikabarkan oleh Nabi kita Muhammad . Beliau
bersabda:
“Ketika terdapat seorang laki-laki yang menjulurkan pakaiannya, tiba-tiba dilongsorkan
dan dia dibenamkan ke dalam bumi hingga hari kiamat.” (HR Bukhari)
Tidak ada yang dapat menolong Qarun. Harta kekayaan, para pembantu dan pelayan yang banyak yang dimilikinya, tidak satu pun yang dapat menolongnya dari Allah. Semuanya tidak dapat menolak kemurkaan, siksa dan penghinaan dari Allah. Bahkan Qarun pun tidak dapat menolong dirinya sendiri. Melihat azab Allah yang ditimpakan kepada Qarun, maka orang-orang dari kaumnya yang dulunya menginginkan kedudukan seperti Qarun pun berkata:
"Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya
dan menyempitkannya. kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (ni'mat Allah)". (QS Al-Qashash [28] : 82)
Mereka baru sadar, bahwa sesungguhnya anugerah kekayaan yang Allah berikan kepada Qarun, bukan berarti bahwa Allah ridha terhadapnya. Mereka pun menyesal, karena jika saja Allah tidak melimpahkan karunia kepada mereka, niscaya mereka juga akan dibenamkan ke dalam tanah karena berangan-angan menjadi seperti Qarun. Mereka akhirnya sadar, bahwa orang-orang yang mengingkari nikmatnikmat
Allah pasti tidak akan beruntung, sebagaimana nasib Qarun.
Nah, teman-teman, Allah mengabarkan kisah ini di dalam Al-Qur’an agar kita mengambil pelajaran dari Qarun. Kita harus selalu mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan dan tidak
boleh sombong karenanya Jika kita diberikan kelebihan harta kekayaan, kita tidak boleh pamer dan
membanggakannya kepada teman-teman kita.
Bahkan, seorang Muslim yang baik, akan menolong saudara-saudaranya yang kurang beruntung seperti dirinya, dengan bersedekah kepada orang-orang miskin. Jika kita diberi kepandaian, maka kita pun tidak boleh berbangga dan memandang remeh teman yang lain. Tetapi menggunakan kepandaian itu untuk hal-hal yang bermanfaat, dan membantu teman-teman yang kesulitan dalam memahami pelajaran. Dan jika Allah memberikan karunia berupa harta dan kepandaian kepada orang-orang yang lain lebih baik dari kita, kita tidak boleh iri hati. Itu tidak berarti Allah lebih sayang pada mereka. Karena Allah hanya mencintai dan
akan memberikan pahala bagi orang-orang yang taat kepada-Nya, kepada orang-orang yang beramal shalih dan orang-orang yang sabar.
Lihatlah Qarun, Allah memberikan kepadanya harta yang melimpah. Apakah karena Allah lebih sayang padanya? Tidak! Bahkan ia ditimpa siksaan Allah. Karena itu kita harus berhati-hati.
Dari Abu Sa'id al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw duduk di atas mimbar dan kami duduk di sekitanya kemudian Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan sepeninggal aku nanti adalah terbuka lebarnya atas kamu kemewahan dan keindahan dunia."
(Bukhari - Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat kepada orang yang berada di atasmu karena yang demikian itu lebih layak supaya kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu."
(Bukhari - Muslim)
Dari Hakim bin Hizam r.a. berkata:Rasulullah saw bersabda, "Tangan yang di lebih baik dari tangan yang di bawah dan dahulukan dalam bersedekah kepada orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baiknya sedekah adalah yang masih menyisakan kekayaan. Barangsiapa memelihara kehormatan dirinya, Allah akan memelihara kehormatan dirinya dan barangsiapa mencukupkan dengan kekayaan yang ada maka Allah akan mencukupinya."
(Bukhari - Muslim)
Wallahualam..
Moga manfaat yah,.
Wassalam
0 comments:
Post a Comment