Kita hidup untuk Allah Al Hayyu



Powered By Blogger
Powered by Blogger.
RSS
Container Icon

N 250 tetap yang terbaik dan BJ Habibie ingin melanjutkan proyek tersebut

Assalamualaikum

Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden RI Bacharudin Jusuf Habibie atau yang akrab dipanggil BJ Habibie mengatakan pesawat N250 yang proyeknya sempat terhenti di tengah jalan merupakan salah satu pesawat terbaik.

"N250 is still the best," kata Habibie di sela-sela Open House menyambut Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah di kediamannya di Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta, kemarin.

Habibie mengatakan pesawat tersebut akan dapat terbang dalam lima tahun ke depan dengan perubahan rancangan pesawat yang serba digital.

"Kami akan `redesign` (desain ulang) pesawat, salah satunya mesin. Ini perlu karena ada gap teknologi kurang lebih 20 tahunan," ujar pemilik 46 paten di bidang Aeroneutika itu.

Pada Sabtu lalu (11/8/12) dilakukan penandatanganan proyek pengembalian dan penyelesaian kembali pesawat N250 yang sempat terhenti.

Habibie mendirikan PT Regio Aviasi Industri (RAI). PT tersebut didirikan dua perusahaan swasta, PT Ilhabi milik putra sulungnya, Ilham Akbar Habibie, yang memegang saham 51 persen dan PT Eagle Capital milik Erry Firmansyah yang memegang saham 49 persen.

Di perusahaan tersebut Habibie menjadi Ketua Dewan Komisaris.

Pesawat N250 pada 17 tahun lalu sempat direncanakan untuk mendapatkan sertifikat Federal Aviation Administration (FAA) pada tahun 2000, namun kemudian terhenti.

Habibie mengatakan berencana mendapatkan sertifikat tersebut dalam lima tahun mendatang.

Dalam Open House yang digelar oleh Habibie, tampak hadir pula politisi Akbar Tanjung dan Hamzah Haz, pemimpin redaksi Jurnas Asro Kamal Rokan, presenter Metro TV Tommy Tjokro, dan sejumlah masyarakat umum.

Wakil Presiden Boediono terlihat hadir pada pukul 15.30 WIB dan keluar pada pukul 16.30 WIB. Acara Open House sendiri dimulai pada pukul 17.30 WIB hingga pukul 08.00 WIB dan terbuka untuk semua kalangan masyarakat.
(C005/N002)


Butuh 5 Tahun Produksi Kembali Pesawat N 250


 Membangkitkan kembali produksi N-250, agar menjadi pesawat kebanggaan Indonesia, butuh proses yang tidak mudah. Dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk mewujudkan cita-cita itu.

"Sebenarnya N-250 telah diluncurkan pada 1995, nah untuk saat ini mungkin realisasinya masih perlu 4-5 tahun lagi," kata Chief Executive Officer (CEO) PT Ilthabie Rekatama, Ilham Akbar Habibie, saat berbincang dengan VIVAnews, belum lama ini.

Seperti diketahui, untuk membangkitkan kembali proyek pesawat N-250, mantan Presiden RI BJ Habibie melalui putra sulungnya Ilham Akbar Habibie mendirikan PT Ragio Aviasi Industri (RAI). Pada perusahaan ini, PT Ilthabie Rekatama menguasai 51 persen saham, sedangkan 49 persen sisanya dimiliki PT Eagle Cap, milik Erry Firmansyah, mantan direktur utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ilham menjelaskan, selain penyempurnaan pada sistem elektronik dan penambahan kapasitas penumpang, produksi pesawat terbang memerlukan pendanaan yang kuat. Untuk tahap awal, RAI akan fokus pada pendanaan internal.

"Ke depan, kami akan mencari pendanaan melalui institusi dan terakhir ke publik," kata anggota Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu.

Namun, dia menjelaskan, orang yang tepat menjawab hal tersebut adalah Erry Firmansyah. "Karena beliau pakarnya. Saya hanya dari sisi teknis pesawat dan teknologinya," tuturnya.

Ia menjelaskan, untuk tahap awal, sudah ada beberapa partisipan yang menyatakan minat untuk bergabung dalam proyek N-250 tersebut. Namun, ia belum bisa menjelaskan lebih detail. Ilham mempercayakan kemampuan Erry Firmansyah sebagai mantan dirut BEI untuk mengatasi kendala modal bagi pengembangan kembali pesawat N-250 itu. 

sumber : Antara.com

Semoga makin banyak pemuda Indonesia seperti bapak Habibie...  dan juga penerus program2 beliau yang sangat briliant, sebenarnya anugerah sekali ada orang sejenius beliau di Indonesia.. tapi.. yah tau sendiri.. sedih kl inget cerita tentang pemerintahan negri ini, hikz...

Wassalam

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Calon Doktor Termuda Indonesia, Dikejar Berbagai Kampus Internasional namun ia ingin menjadi ustadz

Assalamualaikum....

Masih ingat Andy Octavian Latief, pemuda jenius yang pernah meraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional? Lama tidak terdengar kabarnya, ternyata Andy  kini hampir menuntaskan jenjang pendidikan S-3 di Maryland University Amerika Serikat. Bahkan, jika tidak ada halangan tahun depan Andi sudah berhak menggondol gelar doktor dari kampusnya, demikian dikutip dari Pamekasan.info.



Andy yang berusia 24 tahun itu kini sudah persiapan membuat disertasi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan studinya di Maryland University. Nah, jika Andi bisa menyelesaikan studinya tahun depan, bukan mustahil dia akan menjadi doktor termuda. Bukan hanya di Madura, tapi juga di Indonesia. Sebelumnya, gelar doktor termuda diraih Ariawan Gunadi, dosen Universitas Tarumanagara Jakarta pada usia 27 tahun di UI.

 Jauh sebelum Ariawan Gunadi, Firmansyah pernah juga ditahbiskan sebagai doktor termuda pada usia 29 tahun di UI. Firmansyah pernah menjabat sebagai dekan FE UI, dan kini menjadi staf khusus Presiden. Andy berkesempatan menjadi doktor termuda mengalahkan Ariawan Gunadi karena usianya yang kini baru 24 tahun. Kabar soal Andy ini disampaikan Abd. Latif kepada Jawa Pos Radar Madura kemarin di rumahnya di Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan.
Menurut Latif, dari informasi terakhir, anaknya dimungkinkan menyandang gelar doktor pada usia 25 tahun. ”Insya Allah tahun depan sudah menyandang gelar Doctor of Philosophy (Ph.D),” katanya.
Latif juga bercerita, satu tahun menjelang kelulusan Andy, berbagai universitas di seluruh dunia sudah memesan lulusan SMAN 1 Pamekasan 2006 ini agar menjadi dosen di sana.
”Untuk seluruh kampus terkemuka di Indonesia sudah sejak lama mengincarnya agar menjadi dosen,” ceritanya.
Bukan hanya dari dalam negeri, kampus dari luar negeri, seperti kampus-kampus terkemuka di Asia, Australia, Eropa dan Amerika, bahkan kampus tempat dia belajar sekarang (Maryland University, Red) juga telah menawarkan kontrak kerja pada lelaki berkacamata ini.
Memilih ke Madinah
”Dari pembicaraan terakhir kami beberapa hari lalu via telepon, begitu lulus dia akan menerima tawaran mengajar di Universitas Islam Madinah Arab Saudi,” kata Nur Rahma, 45, ibunda Andi. Ketika ditanya apa alasan Andi memilih Universitas Islam Madinah, Nur Rahma mengatakan, Andy juga ingin memperdalam ilmu agama di sana (Arab Saudi, Red).
”Mungkin selama ini Andi merasa telah menghabiskan waktunya untuk memperdalam ilmu umum (Fisika, Red) saja. Dan dia merasa kurang dalam memahami ilmu agama. Maka dari itu, dia memilih akan mengajar sebuah kampus yang ada di Arab Saudi,” tambah Nur Rahma. Nur Rahma juga mengatakan, jika Andi sempat punya niat untuk memperdalam Bahasa Arab. Sebagai orang tua, Nur Rahma mendukung semua keinginan Andi untuk terus belajar dan mengabdi untuk kemaslahatan umat.
Terinspirasi Para Asatidz Salafi
Di blog pribadi miliknya, Andi Octavian, menuliskan keinginannya untuk menjadi seorang ustadz seperti pengalaman beberapa ustadz Salafi yang banting stir dari ilmu umum ke ilmi keislaman.
Ustadz pertama yang menginspirasinya adalah Ustadz (Abdullah) Roy Grafika, Lc, MA, yang saat ini menjadi mahasiswa S3 bidang aqidah di Universitas Islam Madinah. Sebelumnya ia adalah siswa SMA 1 Yogyakarta yang sangat terkesan dengan cara berislam yang ilmiah, ia tidak mengambil kursi di universitas, namun selepas SMA ia mondok 2 tahun di suatu pesantren di Gresik. Sewaktu di pesantren ia berhasil lulus seleksi untuk mendapatkan beasiswa S1 di bidang hadits di Universitas Islam Madinah.
Ustadz kedua yang menginspirasinya adalah Ustadz Firanda. Firanda muda saat itu hanyalah mahasiswa biasa asal Papua di Yogyakarta. Jangankan membaca kitab gundul, belajar nahwu saja dari kitab yang paling dasar yakni kitab muyassar karena ada kursus bahasa Arab dasar tahun 1999. Karena lebih tertarik belajar ilmu Islam. Ia keluar dari depertment of Chemical engineering Gadjah Mada University dan pergi ke pesantren di Bantul kurang lebih 2 tahun. Sekarang, Ustadz Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja Lc, MA dikenal sebagai ustadz Salafi yang memiliki jam terbang tinggi.
Selain dua ustad tersebut, juga disebutkan beberapa ustadz lain seperti Ustadz Fauzan, ST, Lc, MA; Ustadz Dr. Noor Ahmad; Ustadz Aris Munandar, MA; Syaikh Tawufiqe Chowdhry, MD; dan Syaikh Abu Ishaq Al Huwainy.


Redaktur: Shabra Syatila
Sumber: pamekasan | jawapos
 
Wassalam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Puisi B.J Habibie untuk Ainun

Assalamualaikum

puisi Habibie untuk Ainun ini saya ambil dari The Habibie Center, bagi yg sudah menonton filmnya juga pasti ingat di akhir film ada suara asli pak Habibie yang membaca puisi ini dan pak Habibie yang asli ada di makam Ibu ainun


Untuk Ainun

Tepat jam sepuluh pagi lima puluh tahun yang lalu
Dengan ucapan Bismillahirrahmaanirrahiim saya melangkah
Bertemu yang dilahirkan untuk saya dan saya untuk Ainun
Alunan budaya Jawa bernafaskan Islam, menjadikan kita suami isteri
Melalui pasang surut kehidupan, penuh dengan kenangan manis
Membangun Keluarga Sejahtera, Damai dan Tenteram, Keluarga Sakinah

Tepat jam sepuluh pagi limapuluh tahun kemudian di Taman Makam Pahlawan
Setelah membacakan Tahlil bersama mereka yang menyayangimu
Saya panjatkan Do’a untukmu, selalu dalam lindunganNya dan bimbinganNya
Bersyukur pada Allah SWT yang telah melindungi dan mengilhami kita
Mengatasi tantangan badai kehidupan berlayar ke akhirat dalam dimensi apa saja
Sekarang sudah 50 tahun berlalu, selalu menyatu dan tetap menyatu sampai akhirat

Habibie




Bacharuddin Jusuf Habibie
Taman Makam Pahlawan
Kalibata, Jakarta
Jam 10:00, tanggal 12 Mei 2012

Wassalam


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kutipan Surat Cinta Habibie untuk Ainun

Assalamualaikum....

Sedikit kutipan surat cinta habibie untuk Ainun.... (ralat,, ternyata ini bukan puisi asli dari pak habibie) tapi dari seseorang yg pandai membuat puisi, setelah di cross chek pak habibie membantah kalau beliau pembuat puisi ini, puisi asli pak habibie ada di postingan di atas post ini)




......Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.


 Tapi yg membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar2 dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang...sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi…

 “Saya dilahirkan untuk Ainun dan Ainun dilahirkan untuk saya.”

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada air mata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini. 

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia... ...kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada..
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku… (BJ.Habibie)

Semoga para suami dan calon suami dapat meresapi surat Habibie untuk Ainun... tak menutup kemungkinan untuk istri dan para calon istri... Habibie sangat berterima kasih pada Sang Maha Cinta karena dipersatukan dg Ainun.. da ada rasa syukur yg terus menerus sehingga, cukup Ainun baginya. 

Wassalam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Biografi Ibu Bangsa Hasri Ainun Habibie

Assalamualaikum..

Beberapa waktu lalu aku share tentang habibie ainun, tadi siang baru aja nonton film nya TT__TT ga bisa nahan tangis,,
sekarang mau share ulang tentang Ibu Ainun.. dan perjalanan cintanya dengan pak Habibie.

Bismillah...

Di balik seorang tokoh, selalu tersembunyi peran dua perempuan, yaitu ibu dan istri,”

(B.J. Habibie)
Habibie dan Ainun saat-saat sebelum berpisah (sumber satu)


Siapakah Hasri Ainun Habibie? Kenapa ia begitu dibanggakan oleh B. J. Habibie? Dari penelesuran saya, ternyata apa yang dilakukan oleh Habibie adalah suatu hal sangat wajar. Bahkan jika laki-laki lain yang mempersuntingnya, maka pasti mereka akan melakukan hal yang sama. Ini bukanlah suatu hal yang berlebihan. Setidaknya terlihat dari bagaimana ia melakoni hidup sepanjang sejarahnya. Sejak kecil hingga meninggal dunia, ia adalah seorang perempuan yang nyaris sempurna.
Saya mendapatkan banyak informasi mengenai kehidupan Ainun Habibie dari internet. Beberapa referensi saya sertakan dalam bagian akhir tulisan ini. Salah satu sumber yang sangat membantu saya adalah buku biografi Habibie yang ditulis oleh Makmur Makka. Selain itu informasi yang tidak kalah penting berasal dari ungkapan-ungkapan pendek dari beberapa tokoh yang saya dapatkan di internet.
Tulisan ini adalah untaian dari penelusuran saya di internet. Saya membagi tulisan ini tidak terlalu periodik karena tidak ada data yang cukup untuk melakukan itu. Meskipun beberapa bagian nampak seperti sebuah periodesasi, namun isi di dalamnya terkadang meloncat dari satu peride ke periode lainnya. Tujuan utama tulisan ini tidak lain untuk mengenal dan mengenang Ibunda Bangsa yang telah berpulang kerahmatullah 22 Mei 2010 yang lalu. Semoga bermanfaat!

 Latar Belakang keluarga
Hasri Ainun Habibie atau lebih popular dengan Ainun Habibie memiliki nama asli Hasri Ainun Besari. Hasri Ainun adalah nama dari bahasa Arab yang berarti seorang anak yang memiliki mata yang indah. Ainun merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dari orang tua bernama H.Mohammad Besari. Ia dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 11 Agustus 1937.
Keluarga Ainun adalah keluarga yang mencintai pendidikan. Salah satu orang yang paling penting dalam mendorongnya untuk rajin belajar adalah ibunya. Ibu dari Ainun Habibie merupakan tokoh penting di balik kesuksesan putrinya dalam pendidikan.
Pendidikan dan Pekerjaan
Ainun menyelesaikan pendidikan dasarnya di Bandung. Namun saya belum menemukan data yang pasti nama sekolahnya. Ia melanjutkan pendidikan di SLTP dan SLTA yang juga di Bkota yang sama. Sekolahnya di LSTP bersebelahan dengan sekolah B.J. Habibie yang kemudian menjadi suaminya. Bahkan saat di LSTA mereka belajar di sekolah yang sama. Hanya saja Habibie menjadi kakak kelasnya. Setelah menamatkan pendidikan SLTA, ia merantau ke Jakarta untuk elanjutkan pendidikan. Ainun mengambil Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia, Jakarta. Ia lulus sebagai dokter pada tahun 1961.
Berbekal ijazah kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut, Ainun Habibie diterima bekerja di rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Di RSCM Ainun bekerja di bagian perawatan anak-anak. Kesan pertama dengan pekerjaan ini secara tidak langsung menjadikan Ainun sangat perhatian pada kondisi anak-anak sepanjang hayatnya. Saat bekerja di sana ia tinggal di sebuah asrama di belakang RSCM, tepatnya di Jalan Kimia, Jakarta. Ia bekerja di rumah sakit tersebut hanya setahun saja, sampai tahun 1962. Setelah menikah dengan Habibie pada tahun 1962 itu juga, ia harus meninggalkan pekerjaan sebagai dokter anak lalu ikut dengan suaminya pergi ke Jerman untuk menyelesaikan pendidikan.
Kisah CInta dan Pernikahan
Makmur Makka, penulis Biografi Habibie mendapatkan informasi menarik mengenai kisah cinta Habibie. Ternyata cinta Ainun dan Habibie sudah bersemi sejak mereka remaja. Ainun mengaku kalau ia dan Habibie sudah kenal sejak kecil, bahkan sekolah menenagah mereka berdekatan. Pada tahun 1986, Majalah Femina memuat cerita mengenai kisah ini. Ainun saat itu mengatakan:
“Kami kenal sejak kecil, dia teman bermain kelereng kaka saya. Rumah kami berdekatan ketika di Bandung. Di SLTP letak sekolah kami bersebelahan. Di SLTA malah satu sekolah, hanya Rudy (panggilan Habibie) satu kelas lebih tinggi. Dia selalu menjadi siswa paling kecil dan paling muda di kelas, begitu juga saya. Guru dan teman-teman acap kali berkelakar menjodoh-jodohkan kami. Yah, gadis mana yang suka diperolok demikian?”
Ainun dan Habibie memang banyak kesamaan sehingga mereka sering dijodoh-jodohkan oleh guru dan teman-temannya. Antara lain mereka sama-sama anak ke empat dari delapan bersaudara; sama-sama dibesarkan dalam keluarga yang berpendidikan. Selain itu mereka juga menjadi anak-anak yang beruntung karena memiliki ibu yang mendorong mereka untuk mengutamakan pendidikan. Kesamaan lain adalah, mereka sama-sama tinggal di Bandung dan sekolah di tempat yang sama. Yang tidak kalah unik adalah, mereka sama-sama hobi berenang.
Kisah cinta antara dua anak manusia ini memang sudah terlihat sejak mereka sama-sama sekolah. Rasa cinta tersebut mulai terbesit saat mereka sekolah di SMAK Dago, Kota Bandung. Ainun adalah seorang gadis yang sangat suka berenang. Karena terlalu banyak dan sering berenang, kulitnya menjadi lebih hitam. Pada suatu hari, saat jam istirahat belajar, Habibie lewat di depannya. Saat melihat Ainun  Habibie mengatakan: “Hei, kamu sekarang kok hitam dan gemuk?” Ungkapan ini menjadikan Ainun berfikir dan merasakan sebuah getaran aneh di dalam dadanya. “Apakah Habibie perhatian padanya?” Apalagi teman-temannya heran dengan kejadian itu dan mengatakan kalau Habibie memang perhatian padanya. Memang, saat itu Ainun memang menjadi pujaan di sekolahnya dan menjadi incaran banyak siswa laki-laki, termasuk Habibie. Habibie pernah mengomentari tentang Ainun dengan ungkapan: “Wah cakep itu anak, si item gula Jawa”.
Namun mereka berpisah cukup lama. Setelah lulus SMA, Habibie melanjutkan pendidikannya ke ITB Bandung, namun tidak sempat selesai. Habibie  dikirimkan oleh orang tunya ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan. Adalah ibunya yang sangat semangat menyuruhnya belajar ke negeri  “Panzeer” tersebut. Ia berangkat dengan biaya dari orang tunya sendiri, dan  tidak mendapat beasiswa pemerintah Indonesia, namun pemerintah memberinya izin belajar ke sana. Lalu ia berangkat ke Jerman Barat, untuk melanjutkan pendidikan di sana. Ia masuk ke Universitas Technische Hochscheule di kota Achen, Jerman. Tahun 1960 terhitung Habibie tidak pulang ke Indonesia selama tujuh tahun. Ini membuatnya sangat home sick, terutama ia sangat ingin mengunjungi pusara Bapaknya.
Setelah menanti agak lama, akhirnya Habibie punya kesempatan pulang ke Indonesia. Saat Habibie pulang ke Indonesia, ia berkesempatan menziarahi makam bapaknya di Ujung Pandang. Menjelang lebaran ia pulang ke Bandung dan bertamu ke rumah tetangganya yang lama, keluarga Ainun. Saat itu pula Ainun secara kebetulan sedang mengambil cuti  dari tempat kerjanya di RSCM dan pulang ke Bandung. Di sanalah cinta lama bersemi kembali setelah sekian lama mereka tidak bersua. Saat berjumpa dan bertatp mata Habibie mengatakan: “Kok gula Jawa sekarang sudah menjadi gula pasir?”. Pertemuan mereka berlanjut di Jakarta. Habibie mengikuti Ainun yang kembali ke Jakarta untuk masuk kerja di RSCM. Di Jakarta Habibie tinggal di Jl. Mendut, rumah kakaknya yang tertua.


Sama-sama tinggal di Jakarta membuat cinta mereka semakin bersemi. Mereka saling berjanji untuk sering bertemu dan merindukan satu sama lain. Habibie kerap menjemput Ainun yang bekerja di RSCM. Pada malam hari mereka pacaran dan melewati waktu dengan sangat indah. Sesekali mereka naik becak dengan jok tertutup, meskipun sebenarnya malam tidak diguyur hujan. Dan ketika mereka semakin dekat, Habibie menguatkan hati untuk mejatuhkan pilihannya pada Ainun. Ia melamar Ainun dan mempersunting menjadi istrinya.
Ainun disunting oleh BJ Habibie menjadi istrinya pada tanggal 12 Mei 1962. Mereka menghabiskan bulan madu di tiga kota. Kaliurang, Yogyakarta, dilanjutkan ke Bali lalu diakhiri di Ujung Pandang, daerah asal B. J. Habibie. Dari pernikahan ini mereka dikaruniai dua orang putra; llham Akbar dan Thareq Kemal dan enam orang cucu. Namun demikian dalam penganugerahan gelar Doktor kehormatan kepadanya oleh Universitas Indonesia, Habibie mengatakan kalau ia punya cucu ribuan jumlahnya: “Saya mau garis bawahi. Di usia saya yang 74 tahun ini, anak biologis saya cuma dua. Cucu biologis saya hanya enam. Tetapi anak cucu intelektual saya ribuan jumlahnya.” Tentu saja yang dimaksudkan Habibie adalah mahasiswanya yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Menjadi Ibu dua Pangeran
Setelah menikah Ainun ikut dengan Habibie yang harus menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Jerman. Kehidupan awal di sana dilalui dengan perjuangan yang luar biasa. Setidaknya ia harus bersabar dengan pendapatan yang teramat kecil dari beasiswa Habibie. Namun dengan tekun dan sabar ia tetap menyertai Habibie. Bahkan untuk menghemat ia menjahit sendiri keperluan pakaian bayi yang dikandungnya. Dan disanalah ia mengandung dua putranya, melahirkan dan mebesarkannya.
Ainun adalah seorang ibu yang sangat bertanggung jawab dalam mebesarkan anak-anaknya. Sejak kecil ia membiasakan anak untuk mengembangkan kepribadian mereka sendiri. Ia membebaskan anak-anak untuk berani bertanya tentang hal yang tidak diketahuinya. Dan Ainun akan memberikan jawaban jika ia mampu atau ia akan meminta Habibie jika tidak mampu. Hal ini tentu saja karena ia sadar kalau anak-anak sejak kecil harus dibangun keingintahuan dan kreatifitasnya.
Selain itu Ainun juga membiasakan anaknya hidup sederhana. Uang jajan diberikan pas untuk satu minggu. Dengan demikian si anak memiliki kebebasan untuk memilih jajanan yang mereka sukai., dan mengelola uang mereka sendiri. Anak-anak Ainun tumbuh sebagai anak yang menghargai kesederhanaan itu. Pernah mereka harus bolak-balik dari satu toko ke toko lain untuk mendapatkan harga yang pas sebelum membeli suatu barang.
Hal yang juga tidak kalah penting dalam mendidik anak adalah membiasakan mereka mengemukakan pendapat dengan mengajak mereka berdiskusi di rumah. Menurut Ainun, jika anak-anak berani mengeluarkan pendapat, artinya mereka sedang belajar dalam hidupnya. Dan bagi orang tua, itulah saatnya melaksanakan kewajiban memberikan bekal bagi kehidupan mereka.
Dan benar saja, hasil didikan itu menjadikan kedua anak mereka tumbuh sebagai seorang yang luar biasa. Seperti kita tahu bahwa Ilham Habibie menyelesaikan pendidikan di Muenchen dalam ilmu aeronautika dan meraih gelar PdD dengan predikat summa cumlaude, lebih tinggi dari predikat ayahnya. Sementara Thareq Kemal menyelesaikan Diploma Inggeneur di Braunsweig, Jerman. 

Mendampingi Suami
Dalam acara Penganugerahan gelar doktor honoris causa (Dr HC) dari UI, Habibie mengungkapkan sebuah kalimat yang menceriminkan bagaimana peran Ainun di belakang kesuksesannya. “”Di balik seorang tokoh, selalu tersembunyi peran dua perempuan, yaitu ibu dan istri,” Oleh sebab itu pula dalam sambutannya Habibie mempersembahkan gelar tersebut untuk istrinya. “Saya juga menerima penghargaan ini atas nama keluarga, anak-anak dan cucu-cucu saya, khususnya istri saya yang terus mendampingi saya dengan tulus dan ikhlas, sehingga saya menjadi hamba Allah seperti sekarang ini.”
Penghargaan yang begitu besar oleh Habibie kepada istrinya memang tidak berlebihan. Hal ini terlihat sejak awal kebersamaan mereka sewaktu di Jerman. Pada saat mula-mula hidup di Jerman mereka adalah keluarga kecil dengan penghasilan suami yang sangat kecil pula. Dalam kondisi inilah ia menjadi pendamping yang dapat diandalkan. Untuk menghemat pengeluaran, ia menjahit sendiri perlengkapan bayi mereka. Selain itu, Ainun juga kerap menjadi motivator bagi Habibie. Misalnya ia menyemangati Habibie saat Habibie hampir putus asa karena thesisnya diambil alih oleh pembimbing. Berkat dorongan dan semangat dari Ainun, Habibie malah mendapatkan ide yang jauh lebih baik dan sempurna.
Ainun memang mendampingi Habibie dalam segala hal. Saat mula-mula Habibie menjadi tekhnokrat, ia menjadi sosok yang mengatur Habibie di belakang layar. Misalnya, ia yang selalu mengingatkan Habibie dalam masalah waktu kerja. Ketika jam telah menunjukkan pukul 22.00, Ainun menelpon Habibie dan mengingatkannya agar menjaga kesehatan. Habibie terkadang meminta stafnya menjawab kalau ia sudah di lift hendak pulang. Padahal ia terus duduk di belakang meja kerjanya. Ainun juga menjadi pengingat waktu saat Habibie memberikan kuliah atau ceramah. Kita tahu kalau Habibie yang memberi kuliah ia sering lupa waktu. Memeng secara isi materi tidak ada masalah, sebab semua orang akan senang. Namun hal ini dapat mengganggu jadwal acara yang lain yang mengikutinya. Nah, Ainun dengan cara tertentu akan memberikan isyarat kalau habibie sudah harus berhenti. Setelaha melihat Isyarat Ainun, Habibie akan mengatakan: “Saya akhiri ceramah ini, saya sudah diperingatkan oleh Ainun.” Sungguh, sebuah penghargaan yang jujur dan menyentuh hati.
Wardiman Djojonegoro, mantan menteri pendidikan (1993-1998) pada era Soeharto mengatakan kalau Ainun juga sangat memperhatikan makanan untuk Habibie. Dilaah yang menetukan asupan gizi yang baik untuk sang suami. Sebagai Dokter hal ini memang mungkin dilakukannya. Sehingga kalau di depan Ainun, Habibie sangat taat dengan aturan makan yang diterapkan istrinya. Namun terkadang kalau Habibie makan berpisah dengan Ainun, ia sering lupa dengan aturan makan dari istrinya. Hal ini terjadi karena tidak ada orang yang tahu bagaimana makanan yang pas untuk Habibie keculai Ainun, istrinya.
Pada saat Habibie menjadi Wakil Presiden republik Indonesia, Ainun adalah seorang yang dengan tulus ikhlas membantu suaminya mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Dalam buku karangan Habibie “Detik-detik Yang Menentukan” tergambar dengan sangat baik bagaimana Ainun mendampingi Habibie dalam kondisi yang sangat gawat dan krusial. Habibie dalam sebuah cerita yang panjang memasukkan dengan gamblang apa saja yang dilakukan Ainun dalam mendampinginya. Dan Ainun pula yang menjadikan Habibie selalu tenang dan matang dalam mengambil sebuah keputusan.


Menjadi Ibu Negara
Pada 23 Mei 1998 Ainun menjadi menjadi Ibu Negara setelah B. J. Habibie dilantik sebagai presiden Negera Kesatuan Republik Indonesia yang ketiga menggantikan Presiden Soeharto yang mengundurkan diri karena desakan masyarakat pada awal reformasi. Tidak lama memang, hanya setahun lebih sedikit, setelah Habibie tidak bersedia untuk mengikuti pemilihan kepemimpinan karena laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh DPR/MPR yang saat itu diangap –mengutip Almarhum Gusdur- seperti anak TK. Meskipun secara konstitusi ia dibenarkan menjadi calon presiden, namun secara nurani dan moralitas Habibie merasa tidak nyaman. Selama itu pula Ainun menjadi seorang inspirator untuk sang presiden.
Selama menjadi Ibu negara Ainun menunjukkan dedikasi dan pengabdiannya pada suami dan pada negara sekaligus. Bayak orang yang merasa terkagum-kagum bahkan heran bagaimana Ainun dalam usinya yang tidak lagi muda memiliki energi dan stamina yang seolah tidak pernah habis dalam mengikuti ritme kerja Habibie. Kita tahu tahun 1999 saya menjadi presiden Indonesia dalam keadan kacau beliau. Namun di tengah gemuruh kekacauan ini Ainun mampu menempatkan diri sebagai Ibu Bangsa yang melayani dan mendukung suami seklaigus menjadi “Ibu” buat 200 juga rayat Indonesia.
Penghargaan dan Dedikasi
Ainun memiliki kepedulian yang besar dalam kegiatan sosial. Ia mendirikan dan terlibat dalam beberapa yayasan, seperti Bank Mata untuk penyantun mata tunanetra. Ia bahkan masih menjadi sebagai Ketua Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI) pada saat Habibie tidak lagi menajadi Pejabat. Dalam usaha memperkenalkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat Indoensia, Ainun pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pendiri Yayasan SDM Iptek, Selain itu ia mendirikan Yayasan Beasiswa Orbit (Yayasan amal abadi-orang tua bimbingan terpadu) dengan cabang di seluruh Indonesia. Ainun juga memprakarsai penerbitan majalah teknologi anak-anak Orbit. Khusus untuk Aceh, semasa Aceh dalam gejolak pada tahun 2000-an, Ainun mengadakan beasiswa ORBIT khusus untuk siswa Aceh.
Ia juga mencatat segudang prestasi besar selama hidupnya. Atas sumbangsihnya tersebut, Ainun mendapatkan beberapa penghargaan tertinggi bintang mahaputra. Penghargaan tersebut diberikan oleh pemerintah sebagai penghargaan kepada warga yang dianggap memiliki peran besar terhadap negara. Antara lain ia mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Adipurna, juga Mahaputera Utama pada 12 Agustus 1982 serta Bintang Mahaputra Adipradana pada 6 Agustus 1998. Untuk alasan ini pula Ainun Habibie dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.
Sebuah dedikasi yang tidak kalah pentingnya dalam hubungannya dengan tunanetra adalah harapan Ainun agar pemerintah memberikan keleluasaan dan aturan yang menganjurkan untuk dilaksanakan donor mata. Menurut Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimmly Assidiqie, Bu Ainun mengharapkan adanya fatwa yang bukan hanya membolehkan donor mata tetapi menganjurkan dilakukannya donor mata. Karena menurut beliau ketentuan untuk donor mata di Indonesia penuh dengan syarat tertentu, beliau ingin donor mata bukan dibolehkan dengan syarat-syarat tetapi dianjurkan dengan prosedur tertentu. Ini jelas menunjukkan bagaimana ia berdedikasi pada persoalan yang dihadapi orang cacat dan berharap kita semua bisa membantunya.

Kehidupan religius
Habibie dan Ainun memang bukan ahli agama. Namun tidak ada yang menolak kalau dikatakan keluarga ini adalah keluarga yang religius. Perhatian pada agama dan religiusitas tersebut bukan hanya dalam ranah pribadi, namun juga dalam ranah sosial yang lebih besar dan luas. Habibie pada masa Soeharto berhasil membangun sebuah komunikasi diantara para sarcana muslim sehingga berkumpul dalam Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI). Salah satu produk besar ICMI adalah Bank Muamalat Indonesia, yang konon katanya salah satu diantara bank yang tidak bangkrut pada saat indonesia dilanda resesi. BMI pula yang menjadi inspirasi awal lahirnya bank syariah sebagai bagian dalam bank-bank konvensional yang ada di Indonesia saat ini.
Dalam tataran individu, keluarga Habibi menunjukkan religiusitasnya yang konsisten. Sampai saat ini keluarga Haibie adalah keluarga yang melakukan puasa senin kamis. Puasa sunat senin kamis adalah sebuah praktik religius yang tidak semua orang Islam mampu melakukannya. Hanya orang dengan ketaqwaan yang kuat dan rasa tawakkal yang tinggi saja yang mampu melakukannya. Menkumham, Patrialis Akbar mengatakan kalau ia pernah diceritakan oleh Habibie tentang kehidupan religius istrinya, Ainun Habibie. Ainun adalah orang yang melewatkan malam-malamnya dengan shalat tahajut dan mengaji al-Qur’an. Ia telah menamatkan al-Qur’an puluhan kali. Bahkan dari satu sumber dikatakan Ainun menamatkan al-Qur’an dua kali dalam satu bulan. Sebuah prestasi keagmaan yang tidak semua orang Islam dapat melakukannya. Apalagi ditengah kesibukan dan kepadatan jadwal kegiannya sebagai istri petinggi negara.
Kehidupan religius Ainun jelas tergambar dalam Detik-detik yang menentukan, karya Habibie. Beberapa kali Habibie menulis mengenai istrinya, saat Ainun sedang di atas sajadah. “Ainun yang sedang membaca al-Qur’an” atau “Ainun yag baru saja selesai melaksanakan shalat malam” dan lain sebagainya. Di rumah mereka di Jakarta pada saat Habibie masih menjadi menristek, lalu wakil presiden, sampai menjadi presiden, dilaksanakan pengajian rutin yang diikuti warga sekitar dan istri-istri pejabat negara.

Kisah-Kisah Unik
Ada beberapa pengalaman dari orang dekat Ibu Ainun yang tersiar di internet. Salah satunya adalah pengalaman yang dirasakan oleh Adrie Soebono, kemenakannya yang saat ini menjadi promotor musik ternama di Indonesia. Katanya, sampai saat terakhir berjumpa, yakni dua bulan sebelum beliau meninggal dunia, ia masih dianggap sebagai anak-anak oleh Ibu Ainun. Ia dinasehati layaknya seorang anak kecil yang bandel. Memang, Adrie Soebono pernah tinggal bersama keluarga Habibie di Jerman selama delapan tahun. Dan selama itu pula ia mengatahui dengan persis bagaimana keluarga tersebut.
Ibu Ainun juga paling hobi jogging. Hampir setiap hari di Jerman ia melakukan Jogging. Bahkan terkadang tidak peduli panas dingin. Namun hobi Jogging tersebut hanya dilakukan Ainun saat berada di Jerman. Jika di Indonesia Ainun hanya fitnes atau lari di atas treadmill. Hal ini disebabkan Ainun sensitif dengan debu, mungkin kena sinus. Udara di Jakarta dan kota lain di Indoensia banyak debu, jadi Ainun tidak pernah jogging. Kondisi kesehatan ini juga menjadi salah satu alasan Habibie untuk menetap di Jerman setelah ia tidak lagi menjadi pejabat negara.
Dalam cara seminar atau ceramah yang Habibie menjadi penceramahnya, Ainun menjadi “tukang tekan bel,” memperingatkan Habibie mengenai waktu. Pernah Habibie diberikan kesempatan untuk menjadi penceramah dalam bulan Ramadhan. Ceramah diberikan setelah shalat isya sebelum tarawih. Biasanya ceramah ini  hanya berlangsung selama sepuluh atau lima belas menit. Namun Habibie melakukannya lebih lama, sehingga membuat para jamaah gelisah. Sebab ada agenda lain yang harus dilaksanakan yaitu shalat tarawih. Ainun tahu kondisi ini. Ia meminta seorang cucunya untuk memberikan isyarat pada Habibie karena  ia duduk agak jauh. Cucunya datang ke tempat yang terlihat oleh Habibie dan membuat sebuah gerakan layaknya orang Shalat. Habibie-pun paham. Sebelum mengkhiri ceramahnya, Habibie mengatakan: “Ini pasti Ainun yang suruh.”
Ada pengalaman unik dari Ibu Linda, mantan wartawan Majalah Tempo saat bertugas di istana pada masa Soeharto. Ia sering menjumpai Habibie dengan pipi yang ada bekas lipstiknya sebelum masuk kantor. Saat ditegur, Habibie dengan santai mengatakan kalau istrinya sering mencium sebelum ia berangkat, bahkan ketiak sudah digarasi mobil. Dan itu terjadi berkali-kali.  Saat diberitahu ia Habibie menjawab dengan bangga: “‘Ya begini nih istri Oom….. seperti nggak mau pisah dan ditinggal ke kantor lama-lama. Senang ya punya pasangan seperti begini?”. Ibu Linda yang kebetulan berjumpa dengan Ibu Ainun, Istri Habibie “melaporkan” kejadian itu pada Ainun. Ainun menjawab: “Aduuuh, bikin malu ya? Artinya suami saya nggak hapus lagi dong kalau memang masih ada bekas lipstik?, Awas saja nanti sampai di rumah mau  saya tanya ah …hahahaaa… !”.
Cerita unik lain adalah Ainun memempengaruhi Habibie utuk mengikuti sinetron Cinta Fitri yang tayangkan oleh sebuah TV Swasta di tanah air. Semula Habibie tidak tahu mengenai sinetron ini, namun setelah diceritakan sedikit latar belakangnya oleh Ainun, Habibie menjadi tertarik dan mengikutinya dengan rutin. Bahkan karena begitu kagum dengan kisah cinta dalam sinetron tersebut Habibie pernah mengundang para pemain sinetron untuk makan malam di kediamannya di Jakarta. Apa yang Ainun dan Habibie tertarik? Menurut pengakuan mereka, kisah cinta dalam sinetron tersebut hampir sama dengan kisah cinta mereka sendiri, karena itu mereka seakan kembali ke masa silam dan menikmatinya.
Cinta Sang Suami

“Saya dilahirkan untuk Ainun dan Ainun dilahirkan untuk saya”
(B.J. Habibie)
Berbagai kiprah selama hidup bersama Habibie, membuat Habibie menempatkan Ainun sebagai orang yang sangat dekat di hatinya. Yusran Darmawan pernah melihat sendiri bagaimana wujud perhatian mantan presiden ini pada Istrinya. Dalam sebuah seminar yang diadakan oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di kantor BPPT Jakarta, Habibie menjadi keynote speaker. Saat datang Habibie ditemani oleh istrinya, Ainun. Setelah selesai memberikan kuliahnya, semua wartawan datang mengerubunginya untuk wawancara. Pada saat itu pula Habibie tidak peduli dan ia nampak mencari-cari di mana Ainun. Ketika seorang wartawan bertanya tentang pendapatnya atas situasi di Timor Leste, Habibie hanya menjawab singkat. “Maafkan, saya sedang mencari di mana mantan pacar saya. Mana Ainun? Saya belum pernah pisah dengan Ainun. Mana Ainun?” 

Wujud cinta ini juga terlihat saat Ainun sudah terbaring di rumah sakit. Selama hampir tiga bulan ini Habibie dikabarkan tidak beranjak dari sisi istrinya. Sejak masuk rumah sakit pada tanggal 24 Maret 2010 silam  Habibie memberikan perhatian dan menunjukkan cinta kepada ibu dari anak-anaknya itu. Tentu saja ini terjadi karena Habibie dan Ainun telah banyak melewati berbagai perjuangan dalam menempuh hidup ini. Perjuangan tersebut telah memupuk cinta mereka begitu kuat dan terasa takkan terpisahkan. Selama di rumah sakit juga Habibie menuntun istrinya untuk shalat. Dari sebuah sumber saya dapatkan, pada hari sebelum meninggal dunia, Habibie sempat membimbing istrinya shalat subuh, zuhur dan ashar di rumah sakit tersebut.
Hanya sampai di rumah sakit? Ternyata tidak.!Dalam proses penantian pengurusan administrasi sebelum jenazah diterbangkan ke tanah airpun Habibie masih mendampingi istrinya. Dalam pesawat beliau masih dekat dengan jenazah almarhumah. Saat tiba di tanah air jenazah diturunkan dari pesawat, beliau masih mendampingi peti jenazah tersebut. Dalam beberapa foto yang diabadikan wartawan jelas nampak Habibie dengan peci hitam berjalan dengan memegang peti jenazah istrinya. Bahkan saat jenazah dibawa ke pemakaman dari rumah duka, Habibie tidak mau naik ke mobil yang telah disediakan untuknya. Ia malah memilih masuk ke dalam ambulan dan duduk di sisi peti jenazah istrinya. Mungkin tidak semua masyarakat yang menyaksikan iring-iringan mobil itu tahu kalau mantan menteri, manatan presiden, orang besar yang dikenal tidak hanya di Indonesia itu berada berdua dengan sang istri dalam ambulan menuju pemakaman.
Dalam sebuah sambutan yang diberikan Habibie setelah upacara pemakaman istrinya ia mengungkapkan rasa cinta itu dengan sebuah kalimat puitis nan indah: “12 Mei 1962 kami dinikahkan. Bibit cinta abadi dititipkan di hati kamu dan hati saya, pemiliknya Allah. Cinta yang abadi dan sempurna. Kamu dan saya, sepanjang masa. Nikmatnya dipatri dalam segala-galanya, satu batin dan perasaanya.” Ungkapan ini bukan hanya pemanis bibir. Habibie telah menunjukkan dalam laku dan perbuatannya. Ia mencurahkan seluruh cinta dan hatinya pada sang istri, Ainun Haibie, sampai ia menutup mata.
Selamat Jalan Ibu
Seperti telah diberikatakan oleh banyak media, pada 24 Maret 2010, Hasri Ainun Habibie masuk ke rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, Munchen, Jerman. Ainun berada di bawah pengawasan direktur Rumah Sakit Prof Dr Gerhard Steinbeck, yang juga spesialis penyakit jantung. Ia telah menjalani sembilan kali operasi dan empat kali dari sembilan operasi tersebut merupakan operasi utama. Sisanya merupakan operasi eksplorasi. Pukul 17.05 waktu Jerman, hari Sabtu tanggal 22 Mei 2010, Nyonya Ainun wafat dalam usia 72 tahun, setelah 45 tahun hidup bersama Habibie. Sebelum wafat, Nyonya Ainun sempat beberapa kali mengalami kritis. Namun jiwanya tidak terselamatkan lagi. Semua orang berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Selamat jalan ibu, kebaikan dan dedikasimu menjadi pelajaran sangat berharga bagi kami.
Sumber Rujukan
2. Beberapa tulisan di http://www.detiknews.com
4. Beberapa laporan dari Metro TV dan TV One
5. Beberapa tulisan dalam LKBN Antara
8. Dan lainnya hasil browsing di Internet, seperti kompas.com, inilah.com, dan lain-lain
9. Beberapa tulisan kompasianer: Djamaluddin, Nila,

Sekian

Wassalam..


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CARA INDAH MENGAIS KEKAYAAN (Ada 4 hal yang harus Kita perhatikan)

Assalamualaikum...

Bismillah..

Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, saya dipertemukan dengan seorang hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.

Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.

Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdomnya saja yah.

Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung . Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan "tidur". Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.

Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, "Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?"

Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.

" Ada empat hal yang harus Anda perhatikan," begitu beliau memulai penjelasannya.

RAHASIA PERTAMA

"Pertama. Jangan lupakan orang tua kita, khususnya ibu kita. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih sampai melahirkan kita itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu..

Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. T_T
Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.

Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu... baru kemudian ayahmu dan gurumu.

Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibu kita jauh lebih mustajabah." Beliau mengambil napas sejenak.

RAHASIA KEDUA

"Kemudian yang kedua," beliau melanjutkan. "Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, peluang dan kesempatan, dan lain-lain.

Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepada kita. Karena saat itulah sebenarnya Kita dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat) . Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.' Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan kita dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.

Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.

Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.

RAHASIA KETIGA

"Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, " begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya."

"Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga" , (QS Ath Thalaq 2-3). saya menimpali

"Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ," tanya beliau.

"Ya, bagaimana caranya?" jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.

"Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!" jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. "Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula."

"Walau pun itu orang kaya?" tanya saya.

"Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah."

"Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri," saya bertanya lagi.

"Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu," jawab beliau. "Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda."

RAHASIA KEEMPAT

Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.

"Yang keempat adalah " beliau memulai. " Jangan mempermainkan wanita, sayangi mereka, berdayakan dan carikan jalan keluar atas segala permasalahannya".

Hm... ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.

"Maksudnya begini. Anda kan punya istri, Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut bersama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil."

"Lalu?" saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.

" Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu cari selingkuhan. Atau mulai bermain wanita .Baik menikah lagi secara diam-diam, atau terang-tarangan tanpa ridho dari istri Anda itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya tanpa keikhlasan darinya atau bahkan tanpa sepengetahuannya. "

Oh... pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.

"Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya," beliau melanjutkan. Point keempat ini juga sering terlupakan jika seorang pria sudah sukses, tidak semuanya, tapi ada saja yang begitu.. semoga yang membaca blog ini tidak termasuk yang demikian.
Ingat, jangan menyakiti dan mempermainkan wanita.

(Sumber: Rumah Yatim Indonesia dengan penambahan dan sedikit di edit)

***

Semoga Bermanfaat ...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MASUK ISLAMNYA UMAR BIN KHATTAB (PEMUDA TANGGUH DAN GAGAH BERANI)

Assalamualaikum,,

Bismillah..
Mari kita simak dan teladani Umar bin Khattab, sahabat rasulullah yang satu ini sanagt menarik perhatianku, karena sebelumnya ia sangat membenci Islam,, namun ia menjadi sangat mencintai Islam, dan dikenal paling keras terhadap orang kafir .. I adore him ..


Muqaddimah

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, kepada-Nya kita menyembah, dan kepada-Nya kita memohon pertolongan. Shalawat serta salam kepada Nabi Junjungan, yakni Nabi Muhammad Saw., beserta keluarga, shahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Pada makalah ini kami akan mencoba membahas mengenai Umar bin Khattab serta bagaimana perjalanannya menuju Islam, serta keberanian-keberanian beliau. Kemudian kami juga akan membahas mengenai do’a.

   Umar Bin Khattab Sebelum Islam

Ia memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza, terlahir di Mekkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Orangtuanya bernama Khaththab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah binti Hasyim.

Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.

Sebelum Islam, sebagaimana tradisi kaum jahiliyah mekkah saat itu, Umar mengubur putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, "Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku".

Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dikalangan kaum Quraish. Beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali. Tetapi, setelah masuk Islam, belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas. Sehingga ada kisah, Pada malam hari, Umar bermabuk-mabukkan sampai Subuh. Ketika waktu Subuh tiba, beliau pergi ke masjid dan ditunjuk sebagai imam. Ketika membaca surat Al-Kafirun, karena ayat 3 dan 5 bunyinya sama, setelah membaca ayat ke 5, beliau ulang lagi ke ayat 4 terus menerus. Akhirnya, Allah menurunkan larangan bermabuk-mabukkan yang tegas. .[1]

Sebelum masuk Islam Umar dikenal sebagai gembong yang paling getol menolak islam dan kaum muslimin. Ia dikenal sebagai kaum quraisy yang terkenal bertabiat keras dan dan bertekad kuat. Selama itu kaum muslimin mengalami gangguan yang dilancarkan olehnya.[2]

Istri Amir bin Rabi’ah menceritakan sebagai berikut: pada saat kami sefang bersiap-siap berangkat hijrah ke habasyah – ketika itu ‘amir sedang keluar rumah untuk satu keperluan – tiba-tiba datanglah Umar dan berdiri di depanku. Aku sudah mengira bakal mendaat  gangguannya. Ia bertanya: hai Ummu abdillah, benarkah kalian hendak pergi hijrah?. Aku menjawab: “Ya. Demi Allah, kami pasti pergi ke bumi Allah yang aman,sebab kalian selama ini mengganggu dan berbuat semena-mena terhadap kami. Kami tidak akan kembali lagi sebelum Allah memberikan ketentraman hidup kepada kami. “ Ia mennjawab dengan ucapan yang sungguh aneh: ”Allah beserta kalian” ia kulihat bersikap halus dan tampak sedih. …..! ketika ‘amir pulang, kejadian itu kebritahukan kepadanya dan suamiku bertanya: ‘apakah engakau mengharapkan ia masuk Islam? “ aku menjawab: ” ya, benar”  amit menanggapi jawabanku itu dengan mengatakan : “ia tidak akan memeluk Islam sebelum keledainya memeluk islam terlebih dahulu! ‘amir mengucapkan perkataan seperti itu karena ia tahu benar bagaimana Umar adalah seorang yang sangat keras dan kasar terhadap kaum muslimin.[3]

Disini dapatlah terlihat bagaimana kerasnya Umar ketika sebelum masuk Islam. Sehingga sahabat mengatakan bahwa Umar tidak akan masuk Islam hingga keledainya masuk Islam terlebih dahulu.

Namun didalam diri Umar bin Khattab masih terdapat berbagai perasaan yang saling berlawanan. Pada sisi lain ia sangat menghormati tradisi nenek moyangnya dan ia gemar berfoya-foya dan bergelimag didalam kebiasaan minum arak. Akan tetapi di samping itu ia kagum menyaksikan ketabahan kaum muslimin dan ketabahan mereka dalam menghadapi cobaan dan penderitaan demi mempertahankan keyakinan agamanya. Disamping itu ia selalu dihinggapi keragu-raguan – sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang biasa berfikir  - mengenai agama yang di serukan oleh Muhammd Rasulullah saw, mungkin agama itu lebih benar dan lebih suci dari agama yang lain… oleh karena itu ia dengan ketika ia sedang marah dan meronta, cepat-cepat pergi meninggalkan rumah dengan niat membunuh Muhammd Saw., akan tetapi setelah ia mendengar kabar bahwa adik perempuannya sendiri dan suaminya telah memeluk agama Islam, ia menyerbu kedalam rumah adiknya sambil berteriak mengancam. Adik perempuanya dipukul hingga berdarah. Ternyata darah yang mengucur dari wajah adiknya itu menggugah kearifan Umar, segi-segi kebaikan yang ada di dalam jiwanya mengalahkan sendi-sendi keburukannya, saat ia melihat secarik kertas  bertuliskan ayat-ayat  al-Qur’an ,   segera diambilnya lalu dibacanya. Terpesona dan bergumam: “alangkah indahnya dan mulianya ayat ini….!”

Saat itu Umar tergerak hatinya ingin memperoleh kebenaran.[4]




  Umar Bin Khattab Masuk Islam

Sebelum Umar masuk islam Rasullullah berdo’a kepada Allah agar Umar masuk Islam

“Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan salah satu dari dua orang yang paling engkau cintai, denga Umar bin al-Khattab, atu dengan abu Jahal Bin Syam.”  Ternyata yang dikabulkan oleh Allah adalah Umar bin al-Khattab.[5]

Ketika ajakan memeluk Islam dideklarasikan oleh Nabi Muhammad SAW, Umar mengambil posisi untuk membela agama tradisional kaum Quraish (menyembah berhala). Pada saat itu Umar adalah salah seorang yang sangat keras dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap pemeluknya.

Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu'aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya. [6]

Dengan terburu-buru Umar pergi hingga tiba dirumah adik perempuannya dan iparnya, yang saat itu ada pula Khabbab bin al-Art, sedang menghadapi shahifah berisi surat Thaha, dia membacakan ini di hadapan mereka berdua. Tatkala Khabbab mendengar kedatangan Umar, dia menyingkir ke bagian belakang ruangan, sedangkan fathimah menyembunyikan Shahifah Al-Qur’an. Namun setelah di dekatinya adiknya tadi, Umar tadinya sempat  mendengar bacaan khabbab di hadapan adik dan iparnya.

“apa suara bisik-bisik yang sempat kudengar dari kalian tadi?”

Hanya sekedar obrolan diantara kami,” jawab keduanya.

“kupikir kalian sudah keluar dari agama” kata Umar.

“wahai Umar,” kata adik Iparnya,” apa pemdapatmu jika kebenaran ada dalam agama selain agamamu?”

Seketika Umar melompat kearah adik Iparnya dan menginjaknya keras-keras. Adiknya mendekat untuk menolong suaminya dan mengangkat badanya. Namun Umar menonjok fathimah hingga wajahnya berdarah.

“wahai Umar,”kata fathimah dengan berang, “jika memang kebenaran ada di selain agamamu, maka bersaksilah bahwa tiada Ilah selain Allah dan bersaksilah bahwa Muhammad itu adalah Rasul Allah.”

Umar mulai merasa putus asa. Dia lihat darah meleleh dari wajah adiknya. Maka ia menyesal dan malu atas perbuatannya.

“berikan al-Kitab yang tadi kalian baca!” kata Umar

Adiknya menjawab,” engkau adalah najis. Al-Kitab Ini tidak boleh disentuh kecuali orang-orang yang suci. Bangunlah dan mandilah jika mau!”

Maka Umar mandi, setelah itu memegangi al-itab. Dia mulai membaca isinya, “Bismillahir-Rahmani-Rahim.” Lalu dia berkata,” nama-nama yang bagus dan suci. “kemudian ia membaca, Thaha, “ hingga berhenti pada firman Allah

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (QS. Thaha : 14)

“alangkah indah dan mulianya kalam ini! Tunjukan dimana Muhammad berada saat ini?”[7]

Mendengar ucapan tersebut, Khabab bin Art keluar dari balik rumah, seraya berkata: “Bergembiralah wahai Umar, saya berharap bahwa doa Rasulullah SAW pada malam Kamis lalu adalah untukmu, beliau SAW berdoa :
“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”. Rasulullah SAW sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit Shafa”.

Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang ber-ada di dalamnya, berupaya mengintipnya lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah SAW, dan merekapun berkumpul. Hamzah bertanya:
“Ada apa ?”. “Umar” Jawab mereka. “Umar ?!, bukakan pintu untuknya, jika dia datang membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika dia datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri”.
Rasulullah SAW memberi isyarat agar Hamzah menemui Umar. Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan membawanya menemui Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata :
“Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab Allah diturunakan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ?, Ya Allah inilah Umar bin Khattab, Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan Umar bin Khattab”.
Maka berkatalah Umar : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah . Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil-Haram.
Masuk Islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan orang-orang musyrik, sebaliknya disambut suka cita oleh kaum muslimin.[8]

 Keberanian Umar Bin Khattab Serta Sikap Kaum Kafir Quraisy Terhadapnya

Diantara bukti keberanian Umar adalah disaat Umat Islam berjumlah sedikit dan senantiasa disiksa oleh kaum kafir Quraisy, serta diantara mereka takut menampakan keislaman mereka, maka Umar tampil dengan berani menyatakan dirinya telah berislam.

Ibnu ishaq meriwayatkan dari Umar dia berkata: “ tatkala aku sudah masuk Islam, aku mengingat-ingat, siapa penduduk mekkah yang paling keras memusuhi Nabi, dialah abu Jahal. Maka kudatangi rumahnya dan kugebrak pintu rumahnya hingga dia keluar menenmuiku.

“ahlan wasahlan, “katanya, “apa yang engakau bawa?”

“aku datang untuk memberitahumu bahwa aku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad, serta membenarkan apa yang dibawanya.”

Dia langsung mengebrak pintu di depan mataku, sambil berucap, “semoga Allah memburukan rupamu dan memburukan apa yang engkau bawa.”[9]

Kemudian Ibnul Jauzi mengatakan bahwa Umar RashiyAllahu ‘anhu berkata, “jika seseorang masuk Islam, maka orang-orang mencekalnya, lalu mereka memukulinya dan dia ganti memukuli mereka. Setelah aku masuk Islam, aku mendatangi pamanku, al-Ashy bin Hasyim dan kuberitakan kepadanya tentang keislamanku. Namun ia justru masuk rumah. Lalu kudatangi salah seorang pembesar Quraisy, boleh jadi dia adalah Abu Jahal (Ritc) dan kuberitahukan keislamanku,, namun dia justru masuk rumah.”[10]

  Kecerdasan Dan Kejujuran Umar


Dalam hal kejujuran Umar dan kecerdiakn beliau kita dapat melihatnya dalam sebuah peristiwa yakni ketika Umar bin Khattab dalam menerima hadits dari Rasulullah. Kita ketahui bahwa beliau adalah seorang saudagar yang sibuk sehingga adalah suatu hal yang sangant memberatkan untuk beliau untuk hadir setiap hari di majlis Rasyulullah untuk menerima pengajaran dan hadits. Maka dari dengan kecerdikan beliau, untuk menghadapi persoalan semacam ini beliau berssama tetangganya dari kaum ansor secara bergantian pergi ke majlis Rasulullah setiap harinya. Dan mereka yang datang kepada Rasulullah dan menerima pengajaran, pulangnya mengajari yang tidak hadir. Sehingga mereka dapat menerima semua pengajaran dari Rasulullah. Dan dari sisi ini pula jelas adanya sikap kejujuran. Karena anpa adanya sikap kejujuran maka ilmu yang didapatkan dari Rasulullah bisa saja di selewengkan atau tidak disampaikan secara keseluruhan.[11]

 
 Peran Doa Dalam Dakwah

Peran do’a dalam dakwah jelas sangat penting. Yakni bagaimana dengan do’a Allah akan memberi jalan atau petunjuk di jalan dakwah.

dalam perjalanan sirah Nabi Saw, mengenai peran do’a bagi tercapanya kemenangan dakwah sangat banyak contohnya, seperti halnya bagaimana do’a Rasulullah kepada Allah agar Umar bin Khattab diberi hidayah dan masuk Islam dan menjadi pembela Islam yang sejati. Sebagaimana do’a Rasulullah Saw, ““Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan salah satu dari dua orang yang paling engkau cintai, denga Umar bin al-Khattab, atu dengan abu Jahal Bin Syam.”  Ternyata yang dikabulkan oleh Allah adalah Umar bin al-Khattab.[12]

Kemudian kita dapat melihat bagaimana Rasulullah berdo’a untuk kemenagan Islam. Diantaranya yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dalam perang Badar yang akhirnya dimenankan oleh umat Islam.

“Ya Allah, ini Quraisy yang datang dengan kecongkakan dan kesombongannya, yang memusuhi-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, yang kuharapkan adalah pertolongan-Mu seperti yang telah engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, binasakanlah mereka pagi ini!”[13]

 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapatlah kita membuat beberapa kesimpulan yaitu:

a.      Umar bin Khattab pada masa jahiliyahnya adalah seorang yang sangat keras menentang Islam. Beliau adalah seorang yang ditakuti dan disegani.

b.      Setelah Umar masuk Islam maka sifat jeleknya selama ini berubah 180 derajat. Beliau menjadi seorang pembela Islam yang sangat gigih. Sehingga dengannya perjalanan dakwah Islam semakin mantap dan kuat

c.       Umar adalah sosok yang pemberani. Terbukti ketika kaum muslimin tidak berani menampakan keislamannya kepada kaum kafir Quraisy, malah Umar dengan penuh keberanian menyatakan keislamanya kepada tokoh-tokoh Quraisy

d.      Selain itu Umar juga adalah sosok yang jujur dan cerdas, hal ini terbukti ketika harus mendapatkan pelajaran atau pengajaran dari Rasulullah tentang Islam, beliau yang sibuk akhirnya beliau dating secara bergiliran ke majlis Rasulullah Saw. Dan yang datang kepada majlis Rasulullah mengajarkan kepada yang tidak datang. Sehingga beliau dapat mempelajari Islam meskipun tidak datang ke majlis Rasulullah.

e.       Tentang pentingnya peran do’a dalam dakwah sangatlah jelas, Rasulullah tlah mencontohkan bahwa do’a di dalam dakwah sangat penting, sebagaimana yang beliau lakukan kepada Umar bin Khattab
------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Daftar Pustaka

Al-Khudhori, Syeikh Muhammad,  “Kitab Sirah Rasulullah” Penerjemah: Mohd. Asri Hj. Hasyim., :Sabah: Pustaka Salam, Cet. II. 1998

A’zami , Muhammad Musafa, “Metodologi Kritik Hadits” Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. II, 1996,

Al–Ghazali.,  Muhammad,  “Fiqh Ash-shirah”., Terjemah; Abu Laila , Muhammad Thahir., Bandung: Al-Ma’arif,  Cetakan Ke-2,  Tanpa Tahun.

Al-Mubarak Fury, Syaeikh Shafiyyur – Rahman, ”Shirah An-Nabawiyyah”,  Terjemah Kathur Suhardi, Jakarta: Al-Kautsar, Cet. IX, 2000

Wikipedia.Com

 
[1] Wikipedia.Com

[2]  Muhammad Al –Ghazali., Fiqh Ashirah”., Terjemah; ABU LAILA , Muhammad Thahir., Bandung: Al-Ma’arif., Tanpa Tahun, Cetakan Ke-2., Hal. 206

[3] Ibid Hal 206

[4] Ibid Hal 207

[5] Syaeikh Shafiyyur – Rahman Al - Mubarak Fury, ”Shirah An-Nabawiyyah”,  Terjemah Kathur Suhardi, Jakarta: Al-Kautsar, 2000, Cet. IX, Hal. 139

[6]  Wikipedia.Com

[7]  Ibid Hal. 140

[8]  Syeikh Muhammad Al-Khudhori., “Kitab Sirah Rasulullah” Penerjemah: Mohd. Asri Hj. Hasyim., : Sabah: Pustaka Salam., 1998., Cet. II., Hal. 116

[9]   Ibid Hal. 142

[10]  Ibid .

[11]  Muhammad Musafa A’zami, “Metodologi Kritik Hadits” Bandung: Pustaka Hidayah, 1996, Cet. II, Hal. 33

[12] Syaeikh Shafiyyur – Rahman Al - Mubarakfury., “Op Cit”, Hal. 139

[13]  Ibid, Hal. 282

Wallohualam..

Wassalam...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS