Assalamualaikum....
Masih ingat Andy Octavian Latief, pemuda jenius yang pernah meraih
medali emas Olimpiade Fisika Internasional? Lama tidak terdengar
kabarnya, ternyata Andy kini hampir menuntaskan jenjang pendidikan S-3
di Maryland University Amerika Serikat. Bahkan, jika tidak ada halangan
tahun depan Andi sudah berhak menggondol gelar doktor dari kampusnya,
demikian dikutip dari Pamekasan.info.
Andy yang berusia 24 tahun itu kini sudah persiapan membuat disertasi
sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan studinya di Maryland
University. Nah, jika Andi bisa menyelesaikan studinya tahun depan,
bukan mustahil dia akan menjadi doktor termuda. Bukan hanya di Madura,
tapi juga di Indonesia. Sebelumnya, gelar doktor termuda diraih Ariawan
Gunadi, dosen Universitas Tarumanagara Jakarta pada usia 27 tahun di UI.
Jauh sebelum Ariawan Gunadi, Firmansyah pernah juga ditahbiskan
sebagai doktor termuda pada usia 29 tahun di UI. Firmansyah pernah
menjabat sebagai dekan FE UI, dan kini menjadi staf khusus Presiden.
Andy berkesempatan menjadi doktor termuda mengalahkan Ariawan Gunadi
karena usianya yang kini baru 24 tahun. Kabar soal Andy ini disampaikan
Abd. Latif kepada Jawa Pos Radar Madura kemarin di rumahnya di Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan.
Menurut Latif, dari informasi terakhir, anaknya dimungkinkan
menyandang gelar doktor pada usia 25 tahun. ”Insya Allah tahun depan
sudah menyandang gelar Doctor of Philosophy (Ph.D),” katanya.
Latif juga bercerita, satu tahun menjelang kelulusan Andy, berbagai
universitas di seluruh dunia sudah memesan lulusan SMAN 1 Pamekasan 2006
ini agar menjadi dosen di sana.
”Untuk seluruh kampus terkemuka di Indonesia sudah sejak lama mengincarnya agar menjadi dosen,” ceritanya.
Bukan hanya dari dalam negeri, kampus dari luar negeri, seperti
kampus-kampus terkemuka di Asia, Australia, Eropa dan Amerika, bahkan
kampus tempat dia belajar sekarang (Maryland University, Red) juga telah
menawarkan kontrak kerja pada lelaki berkacamata ini.
Memilih ke Madinah
”Dari pembicaraan terakhir kami beberapa hari lalu via telepon,
begitu lulus dia akan menerima tawaran mengajar di Universitas Islam
Madinah Arab Saudi,” kata Nur Rahma, 45, ibunda Andi. Ketika ditanya apa
alasan Andi memilih Universitas Islam Madinah, Nur Rahma mengatakan,
Andy juga ingin memperdalam ilmu agama di sana (Arab Saudi, Red).
”Mungkin selama ini Andi merasa telah menghabiskan waktunya untuk
memperdalam ilmu umum (Fisika, Red) saja. Dan dia merasa kurang dalam
memahami ilmu agama. Maka dari itu, dia memilih akan mengajar sebuah
kampus yang ada di Arab Saudi,” tambah Nur Rahma. Nur Rahma juga
mengatakan, jika Andi sempat punya niat untuk memperdalam Bahasa Arab.
Sebagai orang tua, Nur Rahma mendukung semua keinginan Andi untuk terus
belajar dan mengabdi untuk kemaslahatan umat.
Terinspirasi Para Asatidz Salafi
Di blog pribadi miliknya, Andi Octavian, menuliskan keinginannya
untuk menjadi seorang ustadz seperti pengalaman beberapa ustadz Salafi
yang banting stir dari ilmu umum ke ilmi keislaman.
Ustadz pertama yang menginspirasinya adalah Ustadz (Abdullah) Roy
Grafika, Lc, MA, yang saat ini menjadi mahasiswa S3 bidang aqidah di
Universitas Islam Madinah. Sebelumnya ia adalah siswa SMA 1 Yogyakarta
yang sangat terkesan dengan cara berislam yang ilmiah, ia tidak
mengambil kursi di universitas, namun selepas SMA ia mondok 2 tahun di
suatu pesantren di Gresik. Sewaktu di pesantren ia berhasil lulus
seleksi untuk mendapatkan beasiswa S1 di bidang hadits di Universitas
Islam Madinah.
Ustadz kedua yang menginspirasinya adalah Ustadz Firanda. Firanda
muda saat itu hanyalah mahasiswa biasa asal Papua di Yogyakarta.
Jangankan membaca kitab gundul, belajar nahwu saja dari kitab yang
paling dasar yakni kitab muyassar karena ada kursus bahasa Arab dasar
tahun 1999. Karena lebih tertarik belajar ilmu Islam. Ia keluar dari
depertment of Chemical engineering Gadjah Mada University dan pergi ke
pesantren di Bantul kurang lebih 2 tahun. Sekarang, Ustadz Abu Abdil
Muhsin Firanda Andirja Lc, MA dikenal sebagai ustadz Salafi yang
memiliki jam terbang tinggi.
Selain dua ustad tersebut, juga disebutkan beberapa ustadz lain
seperti Ustadz Fauzan, ST, Lc, MA; Ustadz Dr. Noor Ahmad; Ustadz Aris
Munandar, MA; Syaikh Tawufiqe Chowdhry, MD; dan Syaikh Abu Ishaq Al
Huwainy.
Redaktur: Shabra Syatila
Sumber: pamekasan | jawapos
0 comments:
Post a Comment