Bismillah...
Rasulullah mempunyai banyak sahabat, setiap sahabat rasulullah mempunyai keteladanan dan keistimewaan masing2. Contohnya Sahabat Rasulullah yg satu ini , sangat sabar dlm penantian jodohnya dan akhirnya nanti mendapatkan jodoh yg indah..
Namanya Julaibib, begitulah dia biasa dipanggil, Nama ini sendiri mungkin sudah menunjukkan ciri fisiknya yang kerdil dan pendek. Nama Julaibib adalah nama yang tidak biasa dan tidak lengkap
Nama ini, tentu bukan ia sendiri yang menghendaki. Bukan pula orang tuanya.
Julaibib hadir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan ibunya. Demikian pula orang-orang, semua tidak tahu, atau tidak mau tahu tentang nasab Julaibib. Bagi masyarakat Yatsrib, tidak bernasab dan tidak bersuku adalah cacat sosial yang sangat besar. Julaibib yg tersisih. Tampilan fisik dan kesehariannya jg menjadi alasan sulitnya org lain ingin berdekat2 denganya. Wajahnya jelek terkesan sangar, pendek, bunguk, hitam, dan fakir. Kainnya usang, pakaiannya lusuh, kakinya pecah-pecah tidak beralas. Tidak ada rumah untuk berteduh, tidur hanya berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil. Tidak ada perabotan, minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapak tangan.
Abu Barzah, pemimpin Bani Aslam, sampai2 berkata tentang Julaibib, “Jangan pernah biarkan Julaibib masuk diantara kalian!. ...Demi Allah jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yg mengerikan padanya!”
Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmatNya, tidak satu makhluk pun bisa menghalangiNya. Julaibib menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaf terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah ia tiada, tidak begitu dengan Rasulullah SAW.
Julaibib yang tinggal di shuffah Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh Sang Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam, “Julaibib…”, begitu lembut beliau memanggilnya, “Tidakkah engkau ingin menikah?”
“Siapakah org yg mau menikah dgnku dgn kondisi seperti ini, Ya Rasulullah ?” Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum . Tidak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam juga tersenyum. Mungkin memang tidak ada orang tua yang berkenan pada Julaibib.
Tapi hari berikutnya, ketika bertemu dengan Julaibib, Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam menanyakan hal yang sama. “Julaibib, tdkkah engkau ingin menikah?”. Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama dgn senyuman yg lbh indah. Begitu seterusnya hingga tiga hari berturut-turut Julaibib ditanya dgn pertanyaan yg sama olh Rasulullah. Dan di hari ketiga itulah, Sang Nabi membawa Julaibib ke rumah seorg pemimpin kaum Anshar . "Aku ingin menikahkan putri kalian.", kata Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam pada si empunya rumah.
“Betapa indahnya & betapa barakahnya”, begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa sang Nabi lah calon menantunya.
“Ooh..Ya Rasulallah Shollallahu ‘alaihi wasallam, ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan kegelapan di rmh kami.”
“Tetapi bukan untukku”, kata Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam, “ku pinang putri kalian untuk Julaibib”
“Julaibib?/”, nyaris terpekik ayah sang gadis.
“Ya. Untuk Julaibib.”
“Ya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam”. terdengar helaan nafas berat. “Saya harus meminta pertimbangan istri saya tentang hal ini”
“Dengan Julaibib??”, istrinya berseru peneuh rasa terkejut. “Bagaimana bisa? Julaibib berwajah lecak, tidak bernasab, tidak berkabilah, tidak berpangkat, dan tidak berharta. Demi Allah tidak. Tidak akan pernah putri kita menikah dengan Julaibib”
Perdebatan itu tidak berlangsung lama. Sang putri dari balik tirai berkata anggun, “Siapa yang meminta?”
“Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam?
Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku”. Kata gadis sholeheh itu dgn penuh ketegasan.
Sang gadis yang shalehah lalu membaca ayat ini : “Dan tidaklah patut bg lelaki beriman & perempuan beriman, apabila Allah & RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka...Dan brgsiapa mendurhakai Allah & RasulNya mk sungguhlah dia tlh sesat, sesat yg nyata” (QS. Al Ahzab : 36)
Dan sang Nabi dengan tertunduk berdoa untuk sang gadis shalihah, “Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atasnya, dlm kelimpahan yg penuh barakah. Jgn Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah..”
Sungguh do'a yg indah, dilantunkan olh lisan yg mulia & kahirnya Julaibib menikah dgn gadis sholehah itu. Subhanallah *_*
Hikmah Kisah Julaibib: Bisa aja orang yang kita benci adalah org yang sangat dicintai oleh Allah. Jgn pernah menyesali takdir yg dianugrahkan Allah krn mungkin lwt takdir itu kehidupan kita akn lebih indah. Merasa diri lebih baik belum tentu dirasakan oleh orang lain. Lebih baik merasa hina dimata manusia tapi mulia dimata Allah. Apa yg menurut kita itu buruk, bisa jadi itu baik di mata Allah ;)
Sekian, moga manfaat
wassalam..
Kisah Julaibib
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
Kisah teladan yang perlu diambil itibar dalam kehidupan era serba moden ini.
Post a Comment